Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!
Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!
Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!
Download untuk Windows
Download untuk Android
Download untuk iOS
Deposit
Withdrawal
Daftarkan akun
Buka Akun Live
Login Nasabah
Informasi yang direkomendasikan
Januari 25, 2023
BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan Bank Indonesia mengalami kenaikan 25 bps menjadi 5,75%. Bukan hanya itu saja, untuk suku bunga Deposit Facility pun naik sebesar 5% beserta dengan bunga Lending Facility naik hingga 6,5%.
Adapun alasan dari Bank Indonesia menaikkan kembali suku bunga ini ialah agar dapat menurunkan ekspektasi inflasi maupun deflasi ke depannya. Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia menjelaskan bahwa kenaikan bunga acuan yang telah dilakukan selama ini diharapkan dapat memastikan inflasi inti tetap berada pada kisaran 3,01% pada semester I 2023, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,01% pada semester II 2023.
Perry menjelaskan pula bank sentral memperkirakan inflasi inti pada sementer I 2023 bakal lebih rendah dari 4 persen, bahkan tidak akan lebih tinggi dari 3,75%.
‘’Dasar pertimbangan yang sudah kami jelaskan tadi, bahwa kenaikan yang 25 bps ini pun kenaikan secara terukur serta kami tambahkan pula dengan adanya kenaikan 225 bps secara akumulatif semenjak bulan Agustus 2022 hingga Januari 2023,’’ jelasnya dalam konferensi pers.
Ia menambahkan, guna mengendalikan inflasi tersebut, adanya koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga mitra strategis pun mesti harus diperkuat lagi.
Perry juga menegaskan kembali koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) mesti dilanjutkan lagi melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di sejumlah daerah.
Untuk sekarang ini, intermediasi perbankan pada 2022 terus mengalami peningkatan dan diprediksi berlanjut pada tahun 2023. Pertumbuhan kredit perbankan selama Desember 2022 tumbuh 11,35% (YoY), yang mana lebih tinggi daripada pertumbuhan tahun sebelumnya hanya sekitar 5,24% (YoY).
Peningkatan dari pertumbuhan kredit ini terjadi secara merata pada seluruh sektor ekonomi dan juga semua jenis kredit terutama kredit modal kerja dan juga kredit investasi.
‘’Pemulihan intermediasi juga sudah terjadi pada perbankan syariah, dengan adanya pertumbuhan pembiayaan pada Desember 2022 sebesar 20,1% YoY, yang mana lebih tinggi daripada dengan pencapaian tahun sebelumnya hanya 6,6% YoY,’’ kata Perry.
Sinergi kebijakan antara BI dengan kebijakan sektoral pemerintah dan juga dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bakal terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas sektor keuangan maupun makro ekonomi.
Guna mendorong pembiayaan atau kredit kepada dunia usaha lebih khususnya pada sektor – sektor prioritas bakal mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor, serta meningkatkan ekonomi maupun keuangan inklusif.
BI kembali menaikkan suku bunga acuan pada periode Januari 2023. Keputusan tersebut diambil guna menekan laju inflasi dalam negeri, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan negara lainnya.
Lantas, apa saja dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI tersebut? Berikut ini penjelasan langsung dari Mohammad Faisal selaku Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE)
1. Biaya pinjaman usaha sampai KPR menjadi membengkak
Dengan adanya kebijakan pengetatan moneter ini, maka akan membuat tingkat suku bunga acuan pada perbankan maupun lembaga keuangan konvensional lainnya ikutan membengkak. Yang artinya, biaya kredit ke bank akan cenderung lebih mahal, termasuk juga di dalamnya kredit kendaraan bermotor hingga KPR.
2. Anjloknya penyaluran kredit
Berdasarkan pada data pertengahan tahun 2022 lalu sebelum BI rutin menaikkan suku bunga, tingkat dari pertumbuhan kredit perbankan tampak lebih bagus. Bahkan dapat mencapai sekitar 10%.
3. Terhambatnya pertumbuhan di sektor riil
Faisal juga menjelaskan bahwa penyaluran kredit yang mengalami pengurangan maupun terhambat justru bisa berdampak langsung pada pertumbuhan di sektor riil. ‘’Secara otomatis pertumbuhan sektor riil sendiri bakal kekurangan dana ataupun terhambatnya penyaluran dana sehingga pertumbuhannya pun bakalan terhambat,’’
4. Masyarakat lebih memilih untuk menabung
Ekonom LPEM UI, Teuku Riefky menjelaskan bahwa suku bunga acuan BI yang naik ini bisa membuat perilaku masyarakat akan berubah dalam membelanjakan uangnya. ‘’Dampaknya pun akan ada perubahan perilaku masyarakat dari sebelumnya konsumsi menjadi saving atau menabung disebabkan imbal hasil dari saving yang seharusnya mengalami peningkatan.’’
Salma Team
Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.