Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!
Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!
Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!
Download untuk Windows
Download untuk Android
Download untuk iOS
Deposit
Withdrawal
Daftarkan akun
Buka Akun Live
Login Nasabah
Informasi yang direkomendasikan
November 22, 2022
Harga emas terpantau naik pada pembukaan perdagangan Rabu pagi ini (23/11/22). Kenaikan ini akhirnya menghentikan laju penurunan yang terjadi selama lima hari berturut-turut. Kenaikan harga emas ini merupakan imbas dari melemahnya dollar AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0.3 dollar AS. Kenaikan ini setara dengan 0.02% sehingga harga emas di tutup pada angka 1.739.90 dollar AS per ounce.
Angka ini menjadi yang tertinggi sesi 1.751.00 dollar AS dan angka terendah di 1.737.90 dollar AS. Sedangkan untuk emas berjangka justru menunjukkan penurunan 14.80 dollar AS atau setara dengan 0.84 persen menjadi 1.739.60 dollar AS pada hari Senin (21/11/22)
Meningkatkannya harga emas ini menyusul pelemahan dollar AS yang terjadi pada Selasa (22/11/22) memangkas beberapa kenaikan kuat pada sesi sebelumnya. Hal ini terjadi akibat investor yang mulai mengabaikan kekhawatiran imbas gejolak Covid China.
Indeks emas yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menurun 0.57 persen menjadi 107.220. Peningkatan ini menyusul kenaikan 0.85 persen pada hari sebelumnya.
Meski mengalami kenaikan, akan tetapi harga emas masih tertekan di dekat posisi terendah dua minggu. Hal ini terjadi karena sinyal hawkish dari beberapa anggota the Fed untuk mendukung dollar AS.
Dollar Amerika Serikat terpantau menutup perdagangan Eropa dengan penurunan pada Selasa kemarin (22/11/22). Padahal sebelumnya dollar AS terpantau menguat saat memburuknya situasi Covid di China yang mendorong permintaan untuk mata uang safe haven.
Pada Selasa sore, indeks dollar AS yang mengukur greenback terhadap mata uang lainnya mengalami penurunan sebesar 0.2% di angka 107.507. Padahal pada malam sebelumnya, nilai dollar sempat mengalami kenaikan mendekati 0.8% dan menjadi kenaikan terbesar sejak 3 November.
Pada hari sebelumnya China telah melaporkan akan adanya lonjakan kasus baru Covid-19. Hal ini berdasarkan angka infeksi harian yang telah mencapai rekor tertinggi mendorong langkah-langkah lockdown di beberapa pusat ekonomi.
Angka Covid yang meningkat di China menambah kekhawatiran bahwa aktivitas ekonomi akan sangat terpengaruh di negara tersebut. Meski begitu, fase konsolidasi yang terjadi di hari Selasa setelah kenaikan besar sesi sebelumnya untuk dollar.
USD/CNY mengalami penurunan 0.1% di angka 7.1586 setelah sempat naik lebih dari 0.7%. Sedangkan, GBP/USD justru menunjukkan adanya kenaikan 0.2% di angka 1.184 setelah sempat menunjukkan penurunan 0.6%.
Untuk UER/USD naik 0.2% di angka 1.0265 atau rebound setelah jatuh 0.8% pada saat menjelang rilis angka kepercayaan konsumen zona euro untuk bulan November. Sedangkan USD/JPY mengalami penurunan 0.2% di angka 141.81 padahal sebelumnya sempat naik lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.
Melemahnya Dollar AS juga berimbas terhadap nilai tukar mata uang Asia, termasuk rupiah. Setelah jatuh ketika moment hawkish the Fed, kini mata uang Asia sudah mulai menguat kembali. Pada penutupan perdagangan hari Selasa sore kemarin. Nilai mata uang Asia sebagian besar menunjukkan kenaikan.
Pada perdagangan sore ini, Selasa (22/11/22) nilai tukar rupiah ditutup ke sisi positif. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat sebesar 16 poin pada level Rp 15.696. Menguatnya nilai tukar rupiah ini membuktikan bahwa mata uang Asia tidak begitu terpengaruh dengan isu reflasi.
Menguatnya nilai tukar rupiah merupakan akibat dari penurunan dollar AS yang terus menerus terdorong konsolidasi setelah menguat dari dorongan Covid. Saat ini dollar AS tengah terpantau terus bergerak turun.
Sebagian besar mata uang Asia menunjukkan kenaikan. Yuan China mengalami kenaikan 0.2% di angka 7.1518 terhadap dollar AS. Selain itu Won Korea Selatan juga menunjukkan pemulihan 0.5% dari hari sebelumnya. Dollar Singapura juga naik sebesar 0.1%.
Yen Jepang juga terpantau naik 0.3% dari level terendah 10 hari sebelumnya. Sedangkan untuk Rupee India, terpantau mendatar. Ringgit Malaysia merupakan salah satu mata uang Asia mengalami penurunan sebesar 0.1% yang terjadi akibat kebuntuan politik yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Salma Team
Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.