Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!
Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!
Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!
Download untuk Windows
Download untuk Android
Download untuk iOS
Deposit
Withdrawal
Daftarkan akun
Buka Akun Live
Login Nasabah
Informasi yang direkomendasikan
Mei 29, 2023
Kabar terbaru datang dari Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus mengalami pelemahan cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan data terakhir menyebutkan bahwa hingga perdagangan sore di hari Jumat tanggal 26 kurs rupiah melemah sekitar 2 poin teradap dolar AS atau sekitar Rp14.955/USD.
Bukti lainnya yang juga bisa mnejadi asumsi lebih mengenai pelemahan dalam nilai tukar dari rupiah juga terlihat dari data JISDOR BI, setalah sebelumnya berstatus di posisi Rp14.959 per USD. Mata uang serta nilai rupiah cenderung terus mengalami pelemahan dan merosot dari sesi sebelumnya yang seharga Rp14.952/USD.
Kondisi terkini mengenai nilai tukar uang di Indonesia bisa dilihat dari pergerakan IHSG mengalami penurunan sebesar 0,26%. Sehingga secara otomatis angka nilainya kalah 0,1% di 14.980,0 dari dollar AS, sehingga peril ada kebijakan tambahan dalam menstimulus nilai tersebut agar kembali menguat.
Pelemahan ini tentu selain wajib untuk direspon secara maksimal tentunya wajib untuk dipahami secara akumulatif terkait apa penyebab utamanya. Sebab kondisi pelemahan ini tidak bisa dibiarkan dan juga terlalu berlarut-larut.
Satu aspek penting yang wajib juga untuk diperhatikan adalah bahwa kondisi nilai tukar rupiah terhadap AS tidak sama dengan kondisi dalam negeri. Bahkan ada beberapa pendapat bahwa nilai rupiah dalam negeri mampu memberikan stimulus cukup maksimal dalam proses pembenahan dan peningkatan stabilitas ekonomi.
Apalagi hal ini juga didukung dengan beberapa pendapat dari pakar ekonomi serta keungan di Indonesia bahwa proses kondisi pelemahan rupiah yang saat ini terjadi tentu sanat berbanding terbalik dengan kondisi di dalam negeri.
Sebab saat ini Indonesia saat ini tengah memasuki dan akan berada dalam tahun politik. Tahun politik ini bisa menjadi momentum cukup maksimal dalam proses peningkatan daya beli serta kebutuhan masyarakat secara umum juga akan berada pada aspek peningkatan ekonomi cukup maksimal.
Tahun politik ini juga akan memberikan asumsi tambahan kepada semua pelaku pasar modal untuk menentukan strategi terbaiknya. Sebab dengan adanya momentum pemilu maka proses peningkatan daya konsumsi serta kebutuhan mayoritas dipastikan terus meningkat.
Alasan ini juga yang tentunya membuat para investor tidak memilih jalan untuk lebih berhari hati dalam menentukan kebijakan seperti wait and see dalam berinvestasi. Hal ini tentu dipengaruhi dengan keyakinan bahwa di tahun politik kondisi ekonomi akan terus meningkat.
Alasan lain yang juga memberikan pandangan jauh lebih detail tentunya berbasis data kondisi pemilu tahun ini kemungkinan akan jauh lebih kondusif dibandingan dengan proses pemilu sebelumnya. Sehingga menentukan kebijakan seperti wait and see dalam berinvestasi tidak menjadi pilihan ideal.
Aspek inilah yang juga menjadi isyarat penting mengapa kondisi nilai tukar uang dalam negeri tidak sebanding dengan perlawanannya terhadap nilai dollar AS yang cenderung terus melemah. Perhaian tersebut tentunya layak menjadi satu acuan penting bagi semua pelaku pasar modal dan investasi dalam menganalisa lebih lanjut semua kebijakan tersebut.
Lebih lanjut beberapa pengamat ekonomi dan keuangan dalam negeri memberikan harapan besar pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Bahkan pihak pemerintah merasa optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun politik bisa mencapai 5,3% mulai tahun 2023 ini hingga bisa menjadi momentum terbaik dalam proses peningkatan ekonomi jangka panjang di tahun 2024.
Disisi lain pihak dari Bank Indonesia (BI) akan terus merevisi secara akumulatif mengenai pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2023 dari perkiraan pergerakan semula. Pertumbuhan ekonomi global 2023 pada awalnya diperkirakan akan mencapai 2,7% dibandingkan perkiraan beberapa waktu sebelumnya dengan nilai 2,6%.
Perkiraan tersebut nantinya bisa memberikan beberapa pilihan cukup strategis kepada semua pelaku pasar modal untuk bisa terus meningkatkan ketahanan nilai tukar rupiah terhadap mara uang asing seperti dollar AS.
Dan beberapa perkiraan terakhir menyebutkan bahwa mata uang rupiah akan dibuka berfluktuatif akan tetapi cenderung lemah pada rentang Rp14.930-Rp15.000.
Salma Team
Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.